saab
2 min readApr 27, 2024

setelah ucapan itu terlontar dari mulut Jeno, pembahasan konsep pernikaha pun di mulai.

“Karena Gigi lagi hamil, mama sama mami nggak mau gigi jadi kebeban harus ke vendor ngurus abc. Biar itu jadi urusan kita. Iya kan jeng?” Ujar mama sembari menyenggol sang besan. Udah akrab.

Giselle berbinar ketika topik pembahasan yang selama ini ia khayalkan akhirnya menjadi kenyataan.

“Konsepnya dari gigi kan ma,mi?”

“Iya sayang, nanti biar bagian eksekusi mama sama mami yang urus pokoknya gigi tinggal terima update aja sayang” ujar mami Tiffany.

“Kalo gitu Gigi mau di ballroom besar, yang bisa nampung semua temen gigi dan jeno terus kolega papa mama mami juga-”

“Gi” Jeno mengintrupsi. “Kenapa nggak pake konsep intimate wedding aja? Kan yang mau nikah kita, bukan temen kita atau kolega orangtua kita”

“Kamu kira saya nggak mampu wujudin pernikahan impian anak saya?” Biasa, musuh abadi Jeno yakni sang papa mertua mendengus mendengar permintaan anaknya dipatahkan begitu saja.

“Bukan begitu pa, menimbang usia kandungan gigi udah mau masuk bulan kedua apa nggak capek kalo seharian berdiri menyambut tamu? Jeno sih maunya cukup pemberkatan aja, nanti resepsi bisa menyusul pasca gigi lahiran nanti. Buat ganti acara resepsi gimana kalo buat garden party? Konsepnya lebih santai, jadi gigi nggak bakal kecapean nantinya.”

Usul yang cukup rasional yang diterima semua pihak di ruangan tersebut.

Giselle lagi lagi dibuat jatuh cinta sekali lagi kepada lelaki di sampingnya yang memikirkan keadaan tentang dirinya yang besar kemungkinan akan kelelahan jika mengadakan resepsi pasca pemberkatan. Benar-benar suami perhatian.

“Ok mi,ma kalo Jeno maunya gitu Gigi nurut Jeno aja, tapi buat konsep tetep dari Gigi.”

Setelah pembicaraan panjang mengenai konsep dan tanggal, telah ditetapkan bahwa pernikahan Jeno dan Giselle akan diadakan dalam satu bulan.

Ditengah pembicaraan serta senda gurau yang tadi menguar di ruang tamu rumah Jeno, Giselle melihat satu persatu ekspresi orang yang ada di hadapannya; papa Dimas,papa Rama,mama Sarah,mami Tiffany serta Jeno yang tak luput dari pandangannya. Raut bahagia dari tiap tiap wajah yang ia pandang seketika membuat hatinya menghangat.

Ia kira jalan yang akan ia tempuh bersama Jeno hingga ke jenjang pernikahan akan sulit, tapi nyatanya semudah ini. Mungkin ia hanya perlu sedikit usaha untuk membujuk papanya agar bisa melunak kepada lelaki yang ia cintai.

Reflek mengelus perut, Giselle bergumam dan tersenyum menatap kearah perutnya.

“Liat didi, banyak yang udah nantiin kamu disini sayang, sehat sehat sampe nanti waktunya kamu keluar ya sayang.”